Education



Atmosfer: Atap Bumi Yang Terpelihara
Meskipun biasanya tidak pernah kita sadari, banyak meteorit jatuh ke bumi seperti pada planet lain. Meteorit, yang membentuk kawah besar jika jatuh di planet lain, tidak merusak bumi karena bumi memiliki atmosfer yang menghasilkan gesekan kuat pada meteor yang jatuh. Meteor tidak dapat bertahan melawan gesekan ini terlalu lama dan kehilangan sejumlah besar massanya akibat terbakar. Keberadaan atmosfer mencegah kerusakan yang bisa disebabkan oleh meteorit.
Di dalam Al Quran, sifat dalam penciptaan atmosfer ini dijelaskan:
   
"Dan Kami menjadikan langit itu sebagai atap yang terpelihara, sedang mereka berpaling dari segala tanda-tanda (kekuasaan Allah) yang terdapat padanya." (Surat al-Anbiya: 32)


Singkatnya, langit yang memiliki fungsi sebagai "atap yang terpelihara" membutuhkan beberapa variabel seperti struktur inti bumi, kecepatan rotasi, jarak antarplanet, dan kumpulan massa planet tersebut menghasilkan resultan yang tepat.




Pembentukan Hujan
Tahapan pembentukan hujan baru dapat dipelajari setelah radar cuaca ditemukan. Menurut radar, pembentukan hujan terjadi dalam tiga tahap. Pertama, pembentukan angin; kedua, pembentukan awan; ketiga, turunnya hujan.
Yang tercantum di dalam Al Quran tentang pembentukan hujan sangatlah sesuai dengan penemuan ini:

"Allah, Dialah yang mengirim angin (tahap pertama), lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal (tahap kedua); lalu kamu lihat hujan ke luar dari celah-celahnya (tahap ketiga), maka apabila hujan itu turun mengenai hamba-hambaNya yang dikehendaki-Nya tiba-tiba mereka menjadi gembira."(Surat ar-Rum: 48).



TAHAP PERTAMA: "Dialah (Allah) yang mengirim angin …"
Sejumlah besar gelembung udara terbentuk karena buih di lautan secara terus-menerus pecah dan menyebabkan partikel air disemburkan ke langit. Partikel yang kaya-garam ini kemudian dibawa angin dan naik ke atmosfer. Partikel-partikel ini, yang disebut aerosol, berfungsi sebagai perangkap air. Inilah yang akan membentuk titik-titik awan dengan mengumpulkan uap air di sekitarnya, yang kemudian naik dari lautan sebagai tetesan kecil.



TAHAP KEDUA: ".......menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal…"
Awan terbentuk dari uap air yang mengembun di sekitar kristal garam atau partikel debu di udara. Karena tetesan air di awan sangat kecil (dengan kisaran diameter 0,01-0,02 mm), awan menggantung di udara dan menyebar di langit, sehingga langit tertutup oleh awan.



TAHAP KETIGA: "... lalu kamu lihat hujan keluar dari celah-celahnya."

Tetesan hujan dibentuk oleh partikel air yang mengelilingi kristal garam, yang terbawa dari lautan ke awan. Karena menjadi lebih berat daripada udara, partikel ini terlepas dari awan dan mulai jatuh ke bumi sebagai hujan.
 
Air Hujan Adalah Tawar
Al Quran menarik perhatian kita dengan pernyataan air hujan adalah "tawar":

"Maka terangkanlah kepada-Ku tentang air yang kamu minum. Kamukah yang menurunkannya dari awan ataukah Kami yang menurunkan? Kalau Kami kehendaki, niscaya Kami jadikan dia asin, maka mengapakah kamu tidak bersyukur?" (Surat Al Waqi'ah: 68-70).
      
"… dan Kami beri minum kamu dengan air yang tawar?" (Surat al-Mursalat: 27)

"Dialah Yang telah menurunkan air hujan dari langit untuk kamu, sebagiannya menjadi minuman dan sebagiannya (menyuburkan) tumbuh-tumbuhan, yang pada (tempat tumbuhnya) kamu menggembalakan ternakmu." (Surat An-Nahl: 10)



Seperti telah kita ketahui, air hujan berasal dari penguapan air dan 97% merupakan penguapan air laut yang asin. Namun, air hujan adalah tawar. Air hujan bersifat tawar karena adanya hukum fisika yang telah ditetapkan Allah. Berdasarkan hukum ini, dari mana pun asalnya penguapan air ini, baik dari laut yang asin, dari danau yang mengandung mineral, atau dari dalam lumpur, air yang menguap tidak pernah mengandung bahan lain. Air hujan akan jatuh ke tanah dalam keadaan murni dan bersih, sesuai dengan ketentuan Allah

"… Kami turunkan dari langit air yang amat bersih. " (Surat al-Furqan: 48)

"Dan sebagian dari tanda-tanda (kekuasaan)-Nya bahwa kamu melihat bumi itu kering tandus, maka apabila Kami turunkan air di atasnya, niscaya ia bergerak dan subur. Sesungguhnya Tuhan Yang menghidupkannya tentu dapat menghidupkan yang mati; sesungguhnya Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu." (Surat Fushilat: 39)

Hujan Yang Memberi Kehidupan Bagi Tanah Yang Mati
Di dalam Al Quran banyak ayat yang menyeru kepada kita agar memperhatikan bahwa hujan berguna untuk menghidupkan negeri (tanah) yang mati.

"… dan Kami turunkan dari langit air yang amat bersih agar Kami menghidupkan dengan air itu negeri (tanah) yang mati, dan agar Kami memberi minum dengan air itu sebagian besar dari makhluk Kami, binatang-binatang ternak dan manusia yang banyak." (Surat al-Furqan: 48-49)

Selain tanah diberi air, yang merupakan kebutuhan mutlak bagi makhluk hidup, hujan juga berfungsi sebagai penyubur.
Tetesan hujan, yang mencapai awan setelah sebelumnya menguap dari laut, mengandung zat-zat tertentu yang bisa memberi kesuburan pada tanah yang mati. Tetesan yang "memberi kehidupan" ini disebut "tetesan tegangan permukaan". Tetesan tegangan permukaan terbentuk di bagian atas permukaan laut, yang disebut lapisan mikro oleh ahli biologi. Pada lapisan yang lebih tipis dari 1/10 mm ini, terdapat sisa senyawa organik dari polusi yang disebabkan oleh ganggang mikroskopis dan zooplankton. Dalam sisa senyawa organik ini terkandung beberapa unsur yang sangat jarang ditemukan pada air laut seperti fosfor, magnesium, kalium, dan beberapa logam berat seperti tembaga, seng, kobal, dan timah. Tetesan berisi "pupuk" ini naik ke langit dengan bantuan angin dan setelah beberapa waktu akan jatuh ke bumi sebagai tetesan hujan. Dari air hujan inilah, benih dan tumbuhan di bumi memperoleh berbagai garam logam dan unsur-unsur lain yang penting bagi pertumbuhan mereka. Seperti yang tertera dalam ayat:

"Dan Kami turunkan dari langit air yang banyak manfaatnya lalu Kami tumbuhkan dengan air itu pohon-pohon dan biji-biji tanaman yang diketam."(QS. Qaf: 9).

Garam-garam mineral yang turun bersama hujan merupakan contoh dari pupuk konvensional (kalsium, magnesium, kalium, dan lain-lain) yang digunakan untuk meningkatkan kesuburan. Sementara itu, logam berat, yang terdapat dalam tipe aerosol ini, adalah unsur-unsur lain yang meningkatkan kesuburan pada masa perkembangan dan produksi tanaman.
Singkatnya, hujan adalah penyubur yang sangat penting. Setelah seratus tahun lebih, tanah tandus dapat menjadi subur dan kaya akan unsur esensial untuk tanaman, hanya dari pupuk yang jatuh bersama hujan. Hutan pun berkembang dan diberi "makan" dengan bantuan aerosol dari laut tersebut.
~~~
"Yang telah menjadikan bagimu bumi sebagai hamparan dan Yang telah menjadikan bagimu di bumi itu jalan-jalan, dan menurunkan dari langit air hujan. Maka Kami tumbuhkan dengan air hujan itu berjenis-jenis dari tumbuh-tumbuhan yang bermacam-macam." (QS. Thaha: 53)

Al-faqir Hielal Imamuddin, (Salah satu artikel tugas Sekolah, mata pelajaran Tauhid)
2010, Kajen, PATI,
_______
_________________________________________________________________



5 komentar:

  1. keren banget tuliusannya...

    BalasHapus
  2. ajarin aq nulis donx lal'''
    (bolo IX)

    BalasHapus
  3. 1.Makasih..
    2.Ya... ntar aq ajarin !

    BalasHapus
  4. Muyassarotul Hafidzoh: siip, terus kembangkan potensimu, jgan bosan membaca apapun yang menurutmu itu ilmu, ok adik ku...

    BalasHapus

Tinggalkan Comentar anda di bawah ini!, jangan lupa disertai Nama anda ok! Trims (hilal)
[bukan group blog ini pilih : anonymus]

Search

Senyum itu Indah juga Ibadah ~Salam`cinta`untuk`hidup~